Kamis, 23 Juli 2015

PENYEMPURNAAN MASJIDIL HARAM DARI MASA KE MASA HINGGA TERKINI


Pada masa awal perkembangan islam, yaitu di zaman Rasulullah Saw dan Abu Bakar As-Shiddiq (543M), bentuk bangunan Masjidil Haram masih sederhana. Tak ada dinding atau bangunan beratap yang mengelilingi masjid. Masjidil haram hanya dikelilingi rumah-rumah penduduk, jalan yang menuju ke Masjidil Haram adalah gang-gang rumah penduduk yang ada di sekitar Ka'bah.

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab (khlaifah kedua), islam mengalami perkembangan yang pesat, menyebar ke seluruh jazirah arab dan umat islam pun bertambah banyak. Hal ini menyebabkan semakin banyak umat islam yang berdatangan ke Makkah terutama pada musim haji. Kenyataan ini membuat Sayyidina Umar merasa perlu untuk mengadakan perluasan Masjidil Haram. Kemudian beliau membeli rumah – rumah penduduk yang ada disekitar Ka'bah dan menghancurkannya. Ini terjadi pada tahun 644 M. dinding masjid mulai dibuat. Akan tetapi dinding tersebut masih rendah, hanya sekitar 1,5 m saja dan memberinya pintu-pintu dan meneranginya dengan lampu-lampu.

Selanjutnya, Khalifah Utsman bin Affan juga mempeluas Masjidil Haram pada masa pemerintahannya. Kemudian Abdullah Ibn al-Zubair (692 M) memasang atap di atas dinding yang telah dibangun. Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqalani (714 M) yang pernah berkuasa di Makkah, juga pernah melakukan penyempurnaan bangunan Masjidil Haram. Demikian pula pada masa Khalifah al-Mahdi (Khalifah Bani Abbasiyah) yang berkuasa pada tahun 85 M, dibuat deretan tiang yang mengelilingi Ka'bah yang ditutup dengan tiang. Saat itu dibangun pula beberapa menara.

Pada pemerintahan Sultan Salim II dari kekhalifahan Turki Utsmani yang dilanjutkan oleh putranya, Sultan Murad III, dilakukan beberapa kali perbaikan dan perluasan bangunan Masjidil Haram. Pada masa ini juga dibuat atap-atap kecil berbentuk kerucut. Bentuk dasar bangunan Masjidil Haram hasil renovasi Dinasti Utsmani inilah yang dapat dilihat sekarang ini.

Pemugaran, perluasan dan penyempurnaan Masjidil Haram juga terjadi pada masa pemerintahan kerajaan Arab Saudi yang notabene bertindak sebagai Khadim al-Haramain (pelayan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi), bahkan sampai sekarang. Setiap raja yang memerintah Kerajaan Arab Saudi senantiasa memberikan perhatian lebih pada Masjidil Haram dan tempat-tempat yang menjadi tujuan jamaah haji.

Hal ini dimulai oleh pendiri kerajaan Arab Saudi, yaitu Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman Alu Sa'ud, atau yang biasa dikenal dengan Ibnu Sa'ud. Dialah penguasa pertama yang melakukan perluasan pada dua Masjid Suci; Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Sejakdiselenggarakannya Muktamar Dunia Islam 1, Raja Abdul Aziz berusaha menyatukan barisan kaum Muslimin di seluruh dunia untuk memperbaiki pelayanan di Tanah Suci. Raja Abdul Aziz lalu menyusun rencana besar untuk memugar, memperbaiki, dan memperluas Masjidil Haram. Hal ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada jamaah haji ataupun umrah.

Pada tahun 1344 H, Raja Abdul Aziz mengeluarkan surat keputusan pertama berkaitan dengan renovasi besar-besaran Masjidil Haram. Masjidil Haram pun dirombak, terutama bagian-bagian bangunan yang dirasa perlu diperbaiki, baik dinding, fondasi, maupun tiang. Sang raja juga berinisiatif untuk membangun atap bangunan yang lebih luas.

Selanjutnya, pada tahun 1354 H, Raja Abdul Aziz kembali menandatangani surat keputusan untuk melanjutkan perombakan Masjidil Haram. Kali ini dengan memberikan mandate kepada Syekh Muhammad bin Laden untuk mulai menyusun struktur Masjidil Haram yang lebih luas dan modem. Pada tahun 1375 H, Kerajaan Arab Saudi melakukan perluasan Masjidil Haram untuk yang pertama kalinya melalui beberapa tahap.

Raja Abdul Aziz tentu memberikan perhatian secara serius pada proses pelaksanaan perluasan itu. Begitu pun dengan perluasan Masjid Nabawi, demi memanjakan para jamaah haji yang ingin berziarah ke Madinah. Sejak saat itu, setiap tahun diselenggarakan acara penghormatan dan penyambutan khusus para pimpinan jamaah haji dari tiap-tiap negara yang terus berlangsung hingga periode putra-putranya.

Setelah Raja Abdul Aziz wafat, proyek pembangunan Masjidil Haram diteruskan oleh Raja Sa'ud dan Raja Faisal. Pada periode 1375H – 1396H atau tahun 1955 Masehi, Masjidil Haram diperluas dan beberapa bagian dibangun baru, termasuk pula perluasan pelataran ka'bah. Kawasan Masjidil Haram ditambah luasnya 125.900 meter persegi. Areal Mas'a (tempat sa'I Shafa dan Marwah) sepanjang 394,5 meter dan lebar 20 meter dibangun bertingkat. Pintu-pintu baru dan jendela dengan ukiran dan berlapis batu pualam dibuat, sehingga jumlah pintu menjadi 51 buah, meliputi pintu besar dan pintu-pintu kecil. Tujuh menara baru dibangun.

Pada 1406 H luas Masjidil Haram ditambah lagi seluas 42.000 meter persegi. Kemudian pada periode 1409H – 1412H, pada masa pemerintahan Raja Fahd bin Abdul Aziz, Masjidil Haram ditambah lagi seluas 76.000 meter pewrsegi, dan terakhir ditambah lagi seluas 85.800 meter persegi, sehingga total keseluruhan luas Masjidil Haram sekarang (1430H / 2008M) mencapai 356.000 meter persegi dapat menampung sekitar 560.000 jamaah sholat.

Pada masa Raja Fahd bin Abdul Aziz perluasan Masjidil Haram diprioritaskan di bagian timur, antara Bab Al Malik dan Bab Al Umrah. Pembangunan area bawah tanah dan dua lantai atas. Satu pintu utama dibuat baru diberi nama Bab Al Malik Fahd, dengan 14 pintu kecil, sehingga keseluruhan pintu Masjidil Haram berjumlah 95 buah, semua diberi nomor sehingga memudahkan jamaah. Dua menara baru juga didirikan, sehingga jumlah menara ada Sembilan buah. Kawasan atap atau lantai atas masjid juga dibuat sedemikian rupa sehinggabisa menampung sekitar 80.000 jamaah. Lantai atas ini dihubungkan dengan tangga berjalan (escalator). Terdapat tujuh tangga berjalan. Tempat tersebut juga dibangun terowongan untuk lalu lintas kendaraan jamaah dan juga ada tempat parker. Seluruh ruang Masjidil Haram kini menggunakan pendingin udara (AC) termasuk kawasan sa'I, sehingga jamaah tidak lagi merasa kepanasan.

Bahkan, juga dibuat system pendingin (refrigator) air Zam-Zam. Toilet dan tempat wudhu juga dibangun di bawah tanah dan untuk mencapainya dibuat tangga berjalan.

Di tahun 2013 ini, penyempurnaan Masjidil Haram masih terus berjalan di bawah pimpinan Raja Abdullah bin Abdul Aziz. Proyek yang dilaksanakan sang Raja ini diperkirakan akan menghabiskan anggaran 40 miliar real Saudi atau sekitar Rp 91 triliun. Menurut seorang petinggi Dewan Dua Masjid Suci di Arab Saudi, proyek itu menggunakan tenagan mekanik dan system elektrik paling mutakhir.

Raja Abdullah dari kerajaan Arab Saudi mengatakan perluasan Masjidil Haram akan meningkatkan kapasitas Masjidil Haram, baik itu ruang ibadah maupun ruang terbuka. Perluasan juga akan mengurangi kepadatan jama'ah haji, saat melakukan ibadah di sekitar Masjidil Haram.

Perluasan ini juga dilakukan dengan menghubungkan pintu keluar Masjidil Haram dengan Mas'a, yang merupakan jalur sa'i antara Shafa dan Marwa, dengan serangkaian jembatan. Sejumlah penyejuk ruangan dan tangga berjalan juga akan dipasang. Selain itu, fasilitas modern lain juga akan dipasang untuk melengkapi pembangunan Masjidil Haram. Misalnya, pembangunan sampah dan system keamanan modern.

Selain melakukan perluasan Masjidil Haram, Raja Abdullah juga akan membuka Makkah Royal Clock tower, yang merupakan menara jam tertinggi di dunia, yang di puncak menaranya berlapis emas. Proyek menara jam raksasa ini juga sebagai proyek penghormatan kepada Raja Abdul Aziz, yang akan berdiri dari tujuh menara. Makkah Clock Tower ini memiliki tinggi 601 meter, dan terlihat menjulang dari Masjidil Haram.

Bangunan menara ini juga diproyeksikan akan menjadi bangunan tertinggi kedua dunia, setelah Burj Khalifa di Dubai. Sedangkan menara jam ini akan sebesar enam kali dari big ben di London. Dengan bahan dari teknologi mutakhir yang digunakan di industry pesawat ulang-alik, jam ini juga akan menjadi patokan waktu alternative selain GMT (Greenwich Mean Time).

Pengeras suara juga akan dipasang di puncak menara, sehingga adzan dapat terdengar tujuh kilometer dari Masjidil Haram. Selain itu, juga akan ada lampu berwarna hijau dan putih, sehingga akan menyala saat adzan berkumandang. Lampu yang bisa dilihat hingga radius 30 kilometer ini sekaligus penanda waktu adzan bagi orang di kejauhan,yang tak bisa mendengar lantunann adzan.

Perluasan Masjidil Haram sendiri merupakan bagian dari proyek penataan kota Makkah yang kali ini dilakukan secara total, terencana, dan tidak tambal sulam. Pembuatan konsep perencanannya saja memerlukan biaya Rp 100 miliar. Kali ini, perubahan Makkah tidak tanggung-tanggung. Langsung dirancang untuk memenuhi kebutuhan masa depan secara sempurna. Jangan heran, penataan ulang secara total kota Makkah ini menghabiskan anggaran yang melahirkan angka fantastis 250 triliun.

Selama ini lereng-lereng dan bagian atas gunung itu penuh dengan bangunan rumah ketika musim haji sangat laris disewakan. Jama'ah haji pun harus turun dan naik gunung ketika pergi atau pulang dari masjid. Tentu juga harus melewati lorong-lorong kecil yang menanjak dan menikung.

Semua bangunan itu kini sudah hilang. Sudah digusur empat tahun lalu. Di situlah akan dibangun perumahan modern, berupa apartemen pencakar langit, sebanyak 40 tower (menara). Menara-menara itu berjajar kiri kanan dalam posisi seperti setengah melingkar. Di antara dua jajaran tower itulah disediakan ruang kosong yang bisa digunakan sembahyang untuk 200.000 orang. Pengeras suara tersambung dengan pengeras suara Masjidil Haram.

Di areal ini juga dibangun pertokoan, termasuk showroom. Sekitar 4.500 toko tersedia di situ. Selain itu, tersedia 3.000 shoowroom. Kendaraan yang bisa ditampung mencapai 12.000, penambahan yang luar biasa dibanding tempat parker sekarang yang hanya memuat 570 mobil. Di ujung superblock ini dibangun satu "pintu gerbang" yang wujudnya adalah gedung pencakar langit kembar, seperti di kuala lumpur masing-masing 50 tingkat.

Kalau kawasan 23 hektare ini sudah jadi, berada di plaza ini akan merasakan sensasi luar biasa, yaitu saat menghadap dan memandang kemegahan Masjidil Haram, yang letaknya agak di bawah sana. Kalau malam, tentu lebih menajubkan, karena pencahayaan lampunya yang seperti tanpa batas. Proyek Jabal Omar, kalau sudah jadi, bisa saja terasa lebih menonjol daripada Masjidil Haram.

Walhasil, Makkah sedang melakukan face-off; Masjid Al-Haram akan diperbesar, areal thawaf di sekitar Ka'bah ditutup dengan pelindung, pembangunan puluhan apartemen pencakar langit sedang diselesaikan, hotel-hotel bintang lima sedang ditambahkan, mall-mall baru dikebut pembangunannya, jalur kereta cepat dari Jeddah dipersiapkan langsung sampai ke Al-Haram, monorel dibangun untuk menghubungkan 3M (Makkah-Muzdalifah-Mina), kereta cepat dipersiapkan untuk menghubungkan Jeddah-Makkah-Madinah.

Pembangunan terowongan, terminal, gedung parker, plaza, escalator perkotaan, pertamanan semakin banyak lagi. Sebagian proyek raksasa itu sudah mulai terlihat semuanya akan sempurna pada 2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar