Senin, 18 Mei 2015

SILSILAH BAGINDA RASULULLAH S. A. W.

  • Rasulullah SAW adalah Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ayy bin Ghalib bin Fihir bin Malik bin Nadhor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrika bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan, terus nasabnya menyambung kepada Nabi Ibrahim AS. Di bawah ini akan diuraikan sekelumit manaqib singkat leluhur-leluhur Rasulullah SAW dari ayahnya hingga Adnan, karena hanya sampai Adnan nasab Rasulullah SAW yang dishahihkan oleh Ahli Hadits.
  • ‎1. Abdullah bin Abdul Muthalib Dialah manusia mulia yang menurunkan putra yang maha mulia. Ia merupakan putra kesayangan ayahnya. Ia menikah dengan Aminah binti Wahhab pada usia 25 tahun, namun pada usia itu juga ia wafat di Madinah. Ketika itu Rasulullah SAW berusia dua atau tiga bulan dalam kandungan ibunya. Abdullah ibarat Nabi Ismail bagi Nabi Ibrahim. Dia juga pernah hendak dikurbankan oleh ayahnya atas perintah Allah, sebagaimana Nabi Ismail akan dikurbankan oleh ayahnya atas perintah Allah. Namun perintah pengurbanan itu semuanya telah tergantikan oleh keikhlasan mereka dalam menjalankan ujian dari Allah. Abdullah tidak jadi dikurbankan karena tingkat keikhlasan dari dia maupun ayahnya telah mencapai derajat yang dikehendaki Allah. Jika Nabi Ismail ditebus oleh seekor Kibasy dari surga, maka Abdullah ditebus dengan 100 ekor unta. Darinya inilah lahir seorang Nabi Ahir Zaman, pemberi rahmat bagi seluruh alam, dialah Muhammad SAW bin Abdullah, semoga shalawat, rahmat dan keselamatan tercurah kepada beliau dan semua jalur leluhur beliau.
  • ‎2. Abdul Muthalib bin Hasyim Nama aslinya adalah Syaibah. Ia masih kecil ketika ayahnya wafat. Ia lahir dan tumbuh besar di Madinah di bawah bimbingan ibundanya. Ketika bersia sekitar 14 tahun, pamannya yang bernama Muthalib (yang kala itu menjadi pemimpin Makkah), membawanya ke Makkah untuk dididik menjadi seorang pemimpin. Ketika mereka berdua memasuki kota Makkah, orang-orang menyangka bahwa Muthalib sedang membawa seorang budak (yaitu Syaibah), sehingga mereka menyebut kakek Rasulullah SAW itu dengan panggilan Abdul Muthalib (budaknya Muthalib).Muthalib kemudian menjelaskan perihal siapa sebenarnya Syaibah, yang merupakan putra dari pemimpin mereka sebelumnya. Mengetahui hal itu, penduduk Makkah merasa malu dan menaruh hormat padanya, namun panggilan Abdul Muthalib telah melekat pada diri Syaibah, hingga dalam sejarah ia lebih dikenal dengan nama Abdul Muthalib. Setelah dewasa, ia kemudian menjadi pemimpin Makkah dalam waktu yang cukup lama, sehingga ia mampu menjumpai cucunya yang agung, Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Abdul Muthalib jugalah yang kemudian menemukan kembali sumur Zam-zam setelah sebelumnya terkubur pada masa Fihir bin Malik. Pada masa kepemimpinannya juga terjadi penyerangan Makkah oleh pasukan bergajah untuk merobohkan Ka’bah. Ia menikah dengan beberapa wanita, diantara dengan Fathimah binti Amir bin Aidz bin Imran bin Makhzum bin Yaqadzah bin Murrah (nenek Rasulullah SAW). Ia mempunyai 13 orang anak laki-laki dan enam orang anak perempuan. Mereka adalah Abdullah (ayah Rasulullah SAW), Harits, Qustam, Zubair, AbuThalib (Abdu Manaf), Hamzah, Abbas, Abu Lahab (Abdu Uzza), Abdu Ka’bah, Hajal (Mughirah), Dhirar, Muqawwam dan Ghaidaq. Sedangkan anak-anak perempuannya adalah Shafiyyah, Atikah, Arwa, Umaimah, Barrah dan Ummu Hakim (Baidha). Setelah kewafatan Abdul Muthalib, kepemimpinan Makkah dipegang oleh Abu Thalib, dan setelah Abu Thalib wafat, kepemimpinan Makkah direbut oleh Bani Umayyah dibawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb.
  • ‎3. Hasyim bin Abdu Manaf Dialah seorang pemimpin yang mampu melepaskan kaumnya dari ancaman kelaparan yang kala itu menghantui kota Makkah. Karenanya masyarakat Makkah amat mencintainya, hingga hal itu menimbulkan iri hati dari kabilah sepupunya, yaitu Bani Umayyah. Namun Allah menghendaki ia untuk tetap memimpin Makkah karena keutamaan yang ia dapat dari kemuliaan Nur Muhammad. Dia menikah dengan seorang wanita mulia dari Madinah, Salma binti Amir Annajariyyah. Dia mempunyai sembilan anak, mereka adalah adalah Abdul Muthalib (kakek Rasulullah SAW), Asad (kakek Ali bin Abu Thalib dari fihak ibu), Abu Saifi, Nadla, Syifa, Khalida, Da’ifa, Ruqayyah dan Jannah. Setelah kewafatannya, kepemimpinan Makkah dipegang oleh adiknya yang bernama Muthalib. Hingga ketika anaknya yang bernama Abdul Muthalib besar, kepemimpinannya diserahkan kepada Abdul Muthalib. Darinya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎4. Abdu Manaf bin Qushay Nama aslinya adalah Mughirah. Dialah yang dipilih ayahnya sebagai penggantinya. Dia merupakan seorang yang lemah lembut dan penyayang. Iamempunyai empat orang anak yang semuanya menjadi penghulu bagi kabilah-kabilah besar bangsa Quraisy. Mereka adalah Hasyim (penghulu Bani Hasyim), Abdu Syams (penghulu Bani Abdu Syams, darinya menurunkan kabilah Umayyah, kabilahnya Utsman bin Affan), Muthalib (penghulu kabilah Muthalib, kabilahnya Imam Syafi’i yang sama-sama membela Rasulullah SAW ketika beliau diboikot oleh kaum kuffar Quraisy) dan Naufal (penghulu Bani Naufal). Dari semua anak-anaknya itu, akhirnya Abdu Manaf menurunkan kepemimpinannya kepada Hasyim. Dari keturunannya itulah lahir Rasulullah SAW.
  • ‎5. Qushay bin Kilab Dialah orang yang paling dibanggakan oleh bangsa Quraisy, yang banyak dipakai sebagai washilah dan dijadikan simbol bagi kebesaran kaumnya. Dialah seorang pemberani yang kembali merebut kepemimpinan kota Makkah dan kepengurusan Ka’bah dari orang-orang Khuza’ah. Dia juga merupakan orang yang pertama kali mampu mengumpulkan 12 bangsa keturunan Nabi Ismail yang telah terpencar ke berbagai negeri, sehingga ia disebut Mujammi yang artinya pengumpul. Nama aslinya adalah Zaid, disebut Qushay karena ia pernah berkelana ke kawasan Qudha’ah, yaitu sebuah daerah terpencil di ujung kota Makkah untuk berkhalwat, namun kemudian Allah menggerakan hatinya untuk kembali pulang ke Makkah. Ibunya bernama Fathimah bin Sa’ad bin Sahal, sedangkan istrinya adalah seorang putri dari pemimpin Bani Khuza’ah, Hubayya binti Hulail bin Hubasya. Dengan pernikahan ini maka bersatulah dua bangsa besar, yaitu Quraisy dan Khuza’ah yang sebelumnya bertentangan. Ia mempunyai empat orang anak, mereka adalah Abdu Daar (penghulu kabilah Bani Abdari), Abdu Uzza (menurunkan kabilah Al Asadi, kabilahnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdu Uzza), Abdu Qushay dan Abdu Manaf (penghulu Bani Abdu Manaf). Anak yang terakhir inilah yang kemudian meneruskan kepemimpinan ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎6. Kilab bin Murrah Dia seorang yang berakhlak lembut dan senantiasa mengangis karena takut kepada Allah. Pada masanya inilah kota Makkah dan kepengurusan Ka’bah direbut oleh kaum Khuza’ah di bawah pimpinan Hulail bin Hubasya. Namun kemudian anaknya yang bernama Qushay mampu merebut kembali kota Makkah dan Ka’bah dari kaum Khuza’ah. Kilab bin Murrah dikaruniai dua orang anak yang keduanya sama-sama memiliki cahaya Nur Muhammad, yaitu Zuhrah dan Qushay. Zuhrah adalah penghulu kabilah Bani Zuhri, darinya lahirlah ibunda Rasulullah SAW, Aminah binti Wahhab bin Abdu Manaf bin Zuhrah. Sedangkan dari Qushay lahir ayah Rasulullah SAW. Cahaya keduanya kemudian dipersatukan dalam diri Rasulullah SAW.
  • ‎7. Murrah bin Ka’ab Dia adalah pemilik cahaya dari keagungan Nur Muhammad, yang menjaga kemurnian aqidah kaumnya. Semasa hidupnya ia senantiasa mengajak kaumnya untuk kembali kepada ajaran Tauhid yang dibawa oleh datuknya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Dia mempunyai tiga orang anak yang kesemuanya menurunkan kabilah-kabilah besar di kota Makkah. Anak pertama bernama Taim bin Murrah, yang keturunannya disebut Bani Taim, yaitu kabilahnya Abu Bakar Ash Shiddiq bin Abu Quhafah (Utsman) bin Amir bin Amar bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Anak kedua bernama Yaqadzah bin Murrah. Ia kemudian mempunyai anak bernama Makhzum, yang disebut Bani Makhzum, sebuah kabilah yang terdiri dari orang-orang kaya di Makkah. Diantara keturunannya adalah Ummul Mu’minin Hindun binti Umayyah bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, yang dikenal dengan nama Ummu Salamah. Anak ketiga bernama Kilab bin Murrah yang menurunkan banyak kabilah dan memiliki segala kemuliaan yang terhormat. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎8. Ka’ab bin Lu’ayy Dialah seorang pemberani yang melindungi kaumnya dan kehormatan kota Makkah. Ia seorang ulama sekaligus panglima yang ulung dalam menyusun strategi melawan musuh-musuh Allah. Ia mempunyai tiga orang anak bernama Hushaisah, Adi dan Murrah. Hushaishah kemudian mempunyai anak bernama Sahm yang merupakan leluhur Bani Sahmi. Sedangkan Adi bin Ka’ab adalah penghulu bagi kabilah Bani Adi, yaitu kabilahnya Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdu Uzzabin Abdullah bin Qurtsh bin Riyah bin Adi bin Ka’ab. Adapun Murrah adalah pemilik keturunan suci yang darinya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎9. Lu’ayy bin Ghalib Ia yang oleh kaumnya dipanggil Lawwi, adalah seorang pemimpin yang adil dan dicintai oleh kaumnya. Tempat berteduh bagi semua masyarakatnya yang kehujanan dan tempat persinggahan bagi mereka yang berhaji ke Baitullah. Dia mempunyai empat orang anak, Samah, Auf, Amir dan Ka’ab. Amir bin Lu’ayy kemudian menurunkan kabilah Bani Amir bin Lu’ayy, diantara keturunannya adalah istri ke-3 Rasulullah SAW, yaitu Ummul Mu’minin Saudah binti Zam’ah bin Qais bin Abdu Syams bin Abdu Wudd bin Nashr bin Hisl bin Amir bin Lu’ayy. Sedangkan Ka’ab, ia menjadi penerus bagi nasab dan sanad ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎10. Ghalib bin Fihir Dia yang tidak berbeda dengan ayahnya dalam memberikan rasa aman kepada kaumnya. Pada masanya kota Makkah tumbuh makmur dan Baitullah teragungkan dengan mulia. Ia mempunyai dua orang anak yang keduanya menurunkan kabilah-kabilah besar. Anak pertamanya bernama Taim, penghulu kabilah Bani Taimbin Ghalib. Anak keduanya bernama Lu’ayy yang kemudian menjadi penerusnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎11. Fihir bin Malik Ia adalah orang yang gemar berniaga untuk meningkatkan kemakmuran penduduk Makkah. Semua rombongan kafilah yang berdagang ke negeri lain dari Makkah, berada dalam pengawasannya. Semuanya terayomi dengan baik dan aman. Jika setiap kafilah-kafilah dagang pulang dari perniagaannya, ia akan meminta sebagai harta mereka untuk ia kumpulkan, lalu dibagi-bagikan kepada orang-orang tidak mampu di Makkah. Dialah Fihir bin Malik, orang yang pertama kali bergelar Quraisy, maka semua anak keturunannya disebut Quraisy. Ia mempunyai empat orang anak bernama Muharib, Asad, Harits (penghulu kabilah BaniAl Harits bin Fihir) dan Ghalib. Dari keturunan Ghalib bin Fihir ini lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎12. Malik bin Nadhor Ia adalah ayah dari seorang yang paling besar pengaruhnya di kota Makkah khususnya dan jazirah Arab umumnya. Ia hanya dikaruniai seoranganak laki-laki yang memiliki hasrat besar untuk mengembalikan kaumnya kepada martabat luhur yang dijanjikan Allah. Anaknya itu adalah Fihir bin Malik, yang pertama kali disebut Quraisy dalam sejarah. Ia adalah putra tunggal dari ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.

  •  ‎13. Nadhor bin Kinanah Ia adalah mataharinya bangsa Arab dan bulannya Bani Ismail. Semasa mudanya telah gemar beribadah dan beperang dalam menjaga kehormatan kota Makkah. Ia dikaruniai dua orang anak. Pertama bernama Yakhlud yang keturunannyat idak terlacak. Kedua bernama Malik yang menjadi penerus perjuangannya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎14. Kinanah bin Khuzaimah Ia adalah penerus kepemimpinan ayahnya yang memberi rasa aman kepada kaumnya. Rumahnya senantiasa didatangi oleh orang-orang yang membutuhkan. Keturunan keluarga besar Kinanah bin Khuzaimah disebut dengan Bani Kinani yang kemudian terpecah lagi menjadi puluhan kabilah. Ia mempunyai empat orang anak, yaitu Abdu Manat, Malik, Milkan dan Nadhor. Abdu Manat bin Kinanah kemudian mempunyai anak bernama Bakr yang keturunannya disebut kabilah Bani Bakr bin Abdu Manat. Sedangkan Bakr bin Abdu Manat mempunyai seorang anak bernama Dhamrah, yang keturunannya disebut Bani Dhamrah. Kabilah inilah yang pertama kali diperangi oleh kaum Muslimin. Adapun anak Kinanah yang lain, Nadhor,kemudian ditunjuk sebagai penerus ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎15. Khuzaimah bin Mudrika Satu diantara dua putra Mudrika bin Ilyas yang mewarisi keluhuran sifat dan ilmunya adalah Khuzaimah bin Mudrika. Pada masanya kota Makkah makmur dan terjaga dari gangguan luar. Ia mempunyai empat orang anak, Al Huun, Asad, Asadah dan Kinanah. Diantara mereka hanya dua orang yang keturunannya tetap tumbuh di Makkah, yaitu Asad dan Kinanah. Jika Asad menurunkan salah satu wanita mulia, istri Rasulullah SAW, yaitu Ummul Mu’minin Zainab binti Jahsyi bin Riab bin Ya’mar bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanam bin Daudan bin Asad bin Khuzaimah, maka Kinanah menurunkan seorang makhluk teragung, Rasulullah SAW
  • ‎16. Mudrika bin Ilyas Ia yang bernama asli Amir, adalah seorang pemuka agama dan hakim yang adil di masanya, tempat mengadu semua permasalahan yang muncul di masyarakat. Ia adalah satu-satunya putra ayahnya yang menurunkan keturunan. Ia mempunyai dua orang anak, yang mana keduanya menurunkan kabilah-kabilah yang besar. Anak pertamanya adalah Hudzail, penghulu kabilah Hudzail yang sempat berperang dengan Abrahah ketika penguasa yang lalim itu hendak menghancurkan Ka’bah. Sedangkan anak keduanya bernama Khuzaimah yang meneruskan estafet perjuangan dakwah ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎17. Ilyas bin Mudhar Ia adalah seorang Faqih di masanya yang mengajak kaumnya untuk bersama-sama mengagunggkan Ka’bah dan Tanah Haram. Dialah orang yang pertama kali berkurban unta di Tanah Haram. Ketika ia sedang menyembelih untanya itu, terdengarlah dari sulbinya (tulang punggung) suara Nur Muhammad yang sedang bertalbiyah. Ia mempunyai tiga orang anak, Thabikhah, Qam’ah dan Mudrika. Mudrika inilah yang kemudian menjadi penerus perjuangannya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎18. Mudhar bin Nizar Mudhar bin Nizar merupakan seorang yang shalih dan menjadi tumpuan kaumnya, pemberi rasa aman bagi yang ketakutan dan pelindung bagi yang lemah. Ia mempunyai tiga orang anak, yaitu Qais Ailan, Ilyan dan Ilyas. Diantara anak-anaknya, hanya Ilyan yang keturunannya terputus. Anak-anak keturunan Qais Ailan bin Mudhar kemudian disebut kabilah Bani Qais Ailan, darinya terbentuk lagi beberapa kabilah besar, diantara kabilah Bani Sulaim, Bani Ghataffan dan Bani Hawazin. Diantara keturunan kabilah Bani Hawazin adalah dua orang istri Rasulullah SAW, yaitu Ummul Mu’minin Zainab binti Khuzaimah bin Harits bin Abdullah bin Amar bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’ah bin Mu’awiyyah bin Bakr bin Hawazin bin Mashur bin Ikrimah bin Khashafah bin Qaisbin Ailan bin Mudhar dan Ummul Mu’minin Maimunah binti Harits bin Huzn bin Bahir bin Huzam bin Ruaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’ah bin Mu’awiyyah bin Bakr bin Hawazin. Adapun Ilyas, dia mewarisi sifat dan keutamaan ayahnya, dia menjadi penerus ayahnya dalam memimpin kaumnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎19. Nizar bin Ma’ad Nizar bin Ma’ad adalah seorang yang memiliki kemuliaan akhlak dan keluasan ilmu, semasa hidupnya ia menjadi tempat bersandarnya orang yang membutuhkan. Ia mempunyai tiga orang anak yang dua diantaranya menurunkan banyak kabilah Arab. Mereka adalah Rabi’ah, Anmar dan Mudhar. Rabi’ah, dia terputus keturunannya, sedangkan Anmar banyak menurunkan kabilah-kabilah, diantaranya kabilah Bani Anzah, Bani Abdu Qais, Bani Taghlib dan Bani Hanifah (kabilahnya Musailamah bin Habib Al Kadzab, sang Nabi Palsu pada masa Rasulullah SAW). Adapun Mudhar bin Nizar tetap tinggal di Makkah dan menjadi pemuka kaum dan keturunannya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
  • ‎20. Ma’ad bin Adnan Diantara putra Adnan yang tetap tinggal di kawasan Hijaz dan meneruskan perjuangan dakwah dalam menyebarkan agama yang dibawa Nabi Ibrahim adalah Ma’ad bin Adnan. Ia kemudian menikah dengan wanita setempat dan mempunyai…Lihat Selengkapnya
  • ‎21. Adnan bin Muqawwam Adnan adalah salah satu keturunan Nabi Ismail yang tetap memegang teguh ajaran datuknya, Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim. Ia mempunyai dua orang anak, Akk dan Ma’ad. Akk kemudian menikah dengan seorang wanita Bani Asy’ariyyin keturunan Qathani dan menetap di negerinya, yaitu Yaman. Adapun Ma’ad kemudian menurunkan kabilah lain di kota Makkah dan menjadi penguasa disana. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
  • Adnan bin Muqawwam adalah keturunan ke-7 dari Nabi Ismail AS, ke-8 dari Nabi Ibrahim AS, ke-18 dari Nabi Nuh AS, ke-21 dari Nabi Idris AS dan ke-27 dari Nabi Adam AS, demikian menurut Imam Ibnu Hisyam dalan kitab Sirohnya, Tahdzib Siroh Nabawiyyah. Adapun nasab lengkapnya adalah Adnan bin Muqawwam bin Nakhur bin Tayrah bin Ya’rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail AS bin Ibrahim Al Khalil AS bin Tairukh bin Nakhur bin Sawiragh bin Raghu bin Falikh bin Aibar bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh AS bin Lamik bin Mattusyilakh bin Idris AS bin Yarid bin Mahlayil bin Qaynan bin Anusy bin Syist AS bin Adam AS.
  • Alhamdulillah. Allahumma Sholli Wassalim Wabarik’alaih. Semoga shalawat, rahmat dan keselamatan tercurah kepada Rasulullah SAW dan semua jalur leluhurnya yang suci.

Biografi, Silsilah Dan Keturunan Nabi Muhammad SAW

Bismillahirrahmanirrahim........ Puji syukur kehadirat Allah SWT, Kedu kalinya sholawat dan salam slalu kami panjatkan untuk baginda Muhammad SAW, yang mana atas perjuangan beliau, langit, bumi dan seisi dunia pun tak kan sanggup membayar sgala perjuangan dan pengorbana beliau, maka dari itu sangat aneh jika ada orang yang mengaku muslim tapi tidak tau sejarah nabi yang membawa agama tersebut, maka dari itu kali ini saya akan mencoba membabarkan sejarah silsilah keluarga Rasullullah SAW, dialah sang mentari, dialah sang rembulan dan dialah cahaya terang yang datang di tengah-tengah kegelapan
muhammad.jpg
Nama : Muhammad
Lahir : Makkah, Jazirah arab Sekitar 570/571 Masehi
Meninggal : Madinah, Jazirah arab 8 Juni, 632 (umur 63)
Nama Lain : Ahmad, Al-Amin, As-Saadiq, Rasul Allah dan Abu al-Qasim
Muhammad bin Abdullah adalah nabi terakhir atau nabi akhir zaman, nabi dan rasul penutup dan tiada lagi nabi setelahnya,Menurut biografi Nabi Muhammad di lahirkan sekitar 20 April 570/ 571, di Mekkah (Makkah) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah pada usia 63 tahun. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).
Michael H. Hart dalam bukunya The 100 menilai Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal spiritual maupun kemasyarakatan. Hart mencatat bahwa Muhammad mampu mengelola bangsa yang awalnya egoistis, barbar, terbelakang dan terpecah belah oleh sentimen kesukuan, menjadi bangsa yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan kemiliteran dan bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu merupakan kekuatan militer terdepan di dunia di dalam pertempuran.
Etimologi
"Muhammad" secara bahasa berasal dari akar kata semitik 'Kha-mim-dal' yang dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Selain itu di dalam salah satu ayat Al- Qur'an Muhammad dipanggil dengan nama "Ahmad" yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari suku Quraisy (suku terbesar di mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As- Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh (ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ), kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam (ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW") setelah namanya.
Muhammad juga mendapatkan julukan Abu al- Qasim yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.
Genealogi
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an- Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan. Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin IBRAHIM, yaitu keturunan Sam bin Nuh. Muhammad lahir di hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 571 Masehi (lebih dikenal sebagai Tahun Gajah).
Lebih lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga Adam adalah,
pohon-silsilah-nabi1.jpg
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam.

Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Yang dimaksud Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah
Di dalam raudhah ada tujuh tiang yang paling bersejarah.
TIANG HARUM (Mukhallaqah), Tiang Mukhallaqah menempel di mihrab Nabi Di tiang ini Nabi SAW melaksanakan shalat- shalat wajib. Tiang ini diberi nama harum karena selalu diberi pengharum oleh Aisyah, istri Nabi.
TIANG AISYAH, Tiang ini juga sering diberi wewangian, karena itu juga disebut tiang Mukhallaqah. Disebut tiang Aisyah karena dari pintu ini Nabi masuk ke mesjid setelah keluar dari rumah Aisyah, dan di tiang Mukhallaqah dan tiang Aisyah saat kini orang- orang berebutan shalat.
TIANG ABU LUBABAH, Tiang ini disebut pula tiang taubat, di masa hidupnya, Abu Lubabah pernah berkhianat kepada Nabi. Kemudian ia menyadari perbuatannya dan bertobat, dia mengikatkan diri pada tiang itu sampai turun wahyu ampunan dari Allah untuknya. Allah SWT menerima taubat Abu Lubabah dengan turunnya surat al- Anfal ayat 27. Abu Lubabah mengikatkan dirinya di tiang itu selama 9 hari. Abu Lubabah tidak mau melepaskan ikatannya sendiri, akhirnya Nabi SAW sendiri yang melepaskan ikatan talinya sesuai dengan harapan dan permintaan Abu Lubabah.
TIANG SARIR (tempat tidur), Di tempat itu diletakkan alas/tikar tidur yang digunakan Nabi SAW saat i’tikaf di Mesjid. Tiang Mahras (penjaga), Tempat para sahabat menjaga Rasulullah.
TIANG WUFUD (utusan/ tamu), Tempat Nabi SAW menerima tamu-tamu istimewanya. Tiang Murabba’ al-Kubur, Terletak di pojok segi empat barat laut (kamar Aisyah). Tempat berdirinya Malaikat Jibril jika menjumpai Nabi Muhammad menyampaikan wahyu atau isyarat lain, saat kini di dalamnya terdapat makam Rasululloh SAW serta sahabatnya Abu Bakar Sidiq dan Umar bin Khotob. Di atasnya terdapat kubah kecil berwarna hijau.
NAMA ISTRI-ISTRI RASULULLAH
Khodijah binti Khuwailid RA, Dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki- laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah masih hidup.
Saudah binti Zam’ah RA, Dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang berusia lanjut yang ditinggal mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.
Aisyah binti Abu Bakar RA, Dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian yaitu setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun lima bulan sebelum Hijrah. Ia dinikahi ketika berusia 6 tahun, dan mulai tinggal serumah dengan Rasululloh SAW di bulan Syawwal 6 bulan setelah hijrah pada saat usia beliau 9 tahun. Ia adalah seorang gadis dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis selain Aisyah. Selain itu Aisyah ra adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya berasal dari sosok ibunda muslimin ini.
Hafsah binti Umar bin Al- Khotob RA, Setelah ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.
Zainab binti Khuzaimah RA, Berasal dari Bani Hilal bin Amir bin Sho’sho’ah dan dikenal sebagai Ummul Masakin (ibunya orang miskin) karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW .
Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA, Sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan meningalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun yang sama, alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.
Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, Berasal dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikah dengan Zaid bin Haritsah kemudian diceraikan oleh suaminya tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo’dah tahun kelima dari Hijrah. Pernikahan tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan kaum Jahiliyah yang menjadikan anak angkat sebagai anak kandung dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut (bekas istri anak angkat boleh dinikahi oleh ayah angkatnya/ kedudukanya bukan Muhrim dalam ajaran Islam)
Juwairiyah binti Al- Harits RA, Adalah pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza’ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya’ban tahun ke 6 Hijrah. Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan membebaskannya dari tawanan perang.
Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA, Sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashrani dan meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya (islam). Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalui raja tersebut dan dinikahinya serta dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah.
Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA, Berasal dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah. Pernikahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan Shofiyyah binti Huyay sebagai anak dari pemuka kabilah.
Maimunah binti Al- Harits RA , Saudarinya Ummu Al- Fadhl Lubabah binti Al- Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umroh Qadho.
Mariah AL-Qibtiyya , Awalnya adalah seorang budak yang dihadiahkan oleh Raja kaum Qibty dari Mesir kepada Rasululloh SAW, Dalam perinikahannya dengan Rasululloh SAW dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah dengan Mariah Al Qibtiyya, Rasululloh SAW meninggal dunia. Mariah Al-Qibtiyya akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H.
PUTERA:
  • 1. Abdullah bin Muhammad Putra beliau dari Khadijah, meninggal ketika masih kecil.
    2. Qasim bin Muhammad Putra beliau dari Khadijah yang meninggal ketika masih kecil.
    3. Ibrahim bin Muhammad (wafat 10 H) Putra Nabi dari Mariah Qibtiah. Dia hanya hidup selama 18 bulan. Nabi menyaksikan ketika dia menghembuskan nafas yang terakhir sambil meneteskan air mata, beliau berkata “mata boleh meneteskan air, hati boleh bersedih, tapi kita tidak boleh mengucapkan kalimat yang tidak diridai Allah”. PUTERI:
    1. Fatimah binti Muhammad / Fatimah Az- Zahro (wafat 11 H) Putri bungsu Rasulullah SAW dari Khadijah yang paling disayangi oleh Rasulullah SAW. Dia tergolong wanita Quraisy yang genius dan pintar bicara. Dia menikah dengan Ali bin Abu Thalib. Dari perkawinan ini lahirlah Hasan, Husain, Ummi Kultsum dan Zainab. Dia meninggal 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah. Dan dari Fatimah Az-Zahro ini lahirlah dzuriyah (keturunan) Rasul sampai sekarang, yang di masyarakat lazim dijuluki Sayid, Habib ataupun Syarief.
    2. Ruqaiah binti Muhammad (wafat 2 H) Putri Rasulullah SAW. dari Khadijah yang dipersunting oleh Utbah bin Abu Lahab sewaktu Jahiliah. Setelah munculnya Islam dan turunnya ayat yang berarti “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan dia akan binasa” (S. Al-Masad/ Al-Lahab ayat 1) dia langsung dicerai oleh suaminya atas perintah Abu Lahab. Dia memeluk Islam bersama ibunya. Kemudian dia dinikahi oleh Usman bin Affan dan ikut bersama suaminya hijrah ke Abessina (habasyah ), kemudian mereka kembali dan menetap di Madinah seterusnya meninggal di kota itu pula.
    3. Ummi Kultsum binti Muhammad (wafat 9 H/639 M) Putri Rasulullah dari Khadijah yang dipersunting oleh Utaibah bin Abu Lahab pada masa Jahiliah. Setelah turunnya ayat yang artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” (QS. Al-Masad / Al-Lahab ayat 1) ia dicerai oleh Utaibah atas perintah Abu Lahab. Sepeninggal kakaknya, Ruqaiyah ( istri pertama Usman bin Affan ), Ummi Kultsum dinikahi oleh Usman bin Affan. Dia ikut berhijrah ke Madinah.
    4. Zainab binti Muhammad (wafat 8 H.) Putri sulung Rasulullah dengan Khodijah, Dia dipersunting oleh Abul Ash bin Rabi’ memeluk agama Islam dan ikut hijrah ke Madinah, sementara suaminya bertahan dalam agamanya di Mekah sampai dia tertawan dalam perang Badar. Di saat itu, Rasulullah meminta kepadanya untuk menceraikan Zainab, lalu diceraikannya. Setelah Abdul Ash bin Rabi’ masuk Islam, Rasulullah SAW. mengawinkan mereka kembali.
Referensi : Wikipedia dan dari berbagai sumber
Di Lihat dari sejarah diatas bahwa nabi menikahi wanita bukan semata-mata karna nafsu atau syahwat belaka tapi lebih dari itu rasullullah menikahi wanita-wanita tersebut karena belas kasih dan kehormatan bukan seperti raja-raja yang mengawini puluhan bahkan ratusan wanita cantik yang di jadikan selir untuk melampiaskan nafsu semata terbukti dari skian istri-istri nabi hanya satu yang masih gadis(perawan) bahkan ada yang mantan budak dan janda yang sudah tua, sungguh betapa mulianya sifat beliau padahal beliau adalah orang yang paling mulia di dunia ini yang mudah saja jika mencari ratusan perempuan-perempuan cantik untuk di jadikan istri.

new posting by H. Sobarul Hakim, S.Pd.I.
Ketua KBIH Al Ulfah Garut JABAR

Silsilah keluarga Muhammad

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kilab bin Murrah
 
 
 
 
 
Fatimah binti Sad
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Zuhrah bin Kilab
 
 
 
 
 
 
Qushai bin Kilab
 
 
 
Hubba binti Hulail
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Abdul Manaf bin Zuhrah
 
 
 
 
 
 
Abdul Manaf bin Qushai
 
 
 
Atikah binti Murrah
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Wahb ibn `Abd Manaf
 
 
 
 
 
 
Hasyim ibn Abdul Manaf
 
 
 
Salma binti Amr
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Fatimah binti Amr
 
 
 
Abdul Mutallib
 
 
 
 
 
 
Halah binti Wahab
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Aminah
mother
 
Abdullah
father
 
Abu Thalib
 
 
Az-Zubayr
 
Harith
 
Hamza
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Thuwaybah
first nurse
 
 
Halimah
 
 
 
 
Abbas
 
Abu Lahab
 
6 Anal lainnya

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
Muhammad
 
Khadijah
 
 
`Abdullah bin `Abbas
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Fatimah
 
 
 
Ali
 
 
 
 
 
Qasim
 
Abdullah bin Muhammad
son
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Zainab
daughter
 
Ruqayyah
 
Usman
son-in-law
family tree
 
Umm Kulthum
daughter
 
Zayd
adopted son
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
Ali ibn Zainab
grandson
 
Umamah bint Zainab
granddaughter
 
`Abd-Allah ibn Uthman
grandson
 
 
 
Rayhana
(marriage disputed)
 
 
Usama ibn Zayd
adoptive grandson
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Muhsin ibn Ali
grandson
 
Hasan ibn Ali
grandson
 
Husayn ibn Ali
grandson
family tree
 
Umm Kulthum bint Ali
granddaughter
 
Zaynab bint Ali
granddaughter
 
 
Safiyya
tenth / eleventh wife*
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Abu Bakr
father-in-law
family tree
 
 
Sawda
second / third wife*
 
 
Umar
father-in-law
family tree
 
 
Umm Salama
sixth wife
 
 
Juwayriya
eighth wife
 
 
Maymuna
eleventh / twelfth wife*
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


 
 
Aisha
second / third wife*
family tree
 
 
Zaynab
fifth wife
 
 
Hafsa
fourth wife
 
 
Zaynab
seventh wife
 
 
Umm Habiba
ninth wife
 
 
Maria al-Qibtiyya
thirteenth wife
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Ibrahim
son