NEX!!!
Sa'i
Berjalan yang di mulai dari bukit Marwah atau sebaliknya
sevabyak 7 kali perjalanan yang berakhir di bukit Marwah. Perjalanan
dari bukit safa ke marwah dihitung satu kali. Lari-lari kecil sunatt
dilakukan bagi laki-laki mulai dari pilar hiaju sampai pilar hijau
berikutnya. Bagi wanita tidak disunatkan berlari-lari kecil, cukup
berjalan biasa. orang yang melakukan sa'i boleh dalam hadas besar.
Shalat Jum'at di Arafah, Muzdalifah dan Mina
apabila hari wukuf jatuh pada hari jum'at para pakar islam
menyatakan jamaah haji tidak diwajikan melaksanakan shalat jum'at.
Demikian pula di Muzdalifah dan Mina.
Shofa
bukit yang pada saat ini berada di dalam Masjidil Haram yang dijadikan tempat untuk memulai Sa'i dan termasuk tempat mustajab
Tahallul
Keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibolehkan)
melakukan perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram. Tahallul
ada 2 macam :
a. Tahallul Awal ialah keadaan seseorang yang telah melakukan dua diantara tiga perbuatan : misalnya melontar Jumroh Aqobah dan bercukur atau Jumroh Aqobah dan Tawaf Ifadah serta Sa'i atau Tawaf Ifadah dan Sa'i serta bercukur. Sesudah Tahallul awal seseorang boleh ganti pakaian biasa dan memakai wangi-wangian dan boleh mengerjakan semua yang dilarang selama berihram, akan tetapi masih dilarang bersetubuh dengan istri/suami.
b. Tahallul Tsani ialah keadaan seseorang yang telah melakukan ketiga perbuatan : melempar Jumroh Aqobah, bercukur dan Tawaf Ifadah serta Sa'i. Bagi yang Tawaf Qudum disertai Sa'i maka tidak perlu melakukan Sa'i lagi setelah Tawaf Ifadah. Sesudah Tahallul Tsani seseorang boleh bersetubuh dengan istri/suami.
a. Tahallul Awal ialah keadaan seseorang yang telah melakukan dua diantara tiga perbuatan : misalnya melontar Jumroh Aqobah dan bercukur atau Jumroh Aqobah dan Tawaf Ifadah serta Sa'i atau Tawaf Ifadah dan Sa'i serta bercukur. Sesudah Tahallul awal seseorang boleh ganti pakaian biasa dan memakai wangi-wangian dan boleh mengerjakan semua yang dilarang selama berihram, akan tetapi masih dilarang bersetubuh dengan istri/suami.
b. Tahallul Tsani ialah keadaan seseorang yang telah melakukan ketiga perbuatan : melempar Jumroh Aqobah, bercukur dan Tawaf Ifadah serta Sa'i. Bagi yang Tawaf Qudum disertai Sa'i maka tidak perlu melakukan Sa'i lagi setelah Tawaf Ifadah. Sesudah Tahallul Tsani seseorang boleh bersetubuh dengan istri/suami.
Tawaf
mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. (Ka'bah berada di
sebelah kiri) di mulai dari arah sejajar Hajar Aswad. Orang yang
melakukan tawaf harus dalam keadaan suci dari hadas besar, kecil dan
najis.
Macam-macam tawaf sebagai berikut:
a. Tawaf Qudum ialah tawaf sunat sebagai penghormatan pada Baitullah(tahiyat), bagi orang yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiran, sedangkan bagi haji tamattu' ketika pertama kali memasuki kota Mekkah langsung melakukan tawaf umrah. Tawaf umrah adalah rukun umrah, orang yang telah melakukan tawaf umrah berarti dia telah melakukan tawaf qudum karena didalamnya telah mencakup makna tawaf qudum.
b. Tawaf Ifadah ialah tawaf rukun haji apabila di tinggalkan tidak sah hajinya. adapun waktunya sesudah Wukuf di Arafah sedangkan awal waktunya setelah lewat tengah malam tanggal 10 Julhijah.
c. Tawaf Wada ialah tawaf pamitan yang wajib dilakukan seseorang yang akan meninggalkan kota Mekkah dan Tawaf Wada tersebut tidak disertai dengan sa'i.
d. Tawaf Sunat ialah tawaf yang dilakukan setiap masuk masjidil Haram tanpa pakaian ihram dan bukan dalam rangka haji.
Macam-macam tawaf sebagai berikut:
a. Tawaf Qudum ialah tawaf sunat sebagai penghormatan pada Baitullah(tahiyat), bagi orang yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiran, sedangkan bagi haji tamattu' ketika pertama kali memasuki kota Mekkah langsung melakukan tawaf umrah. Tawaf umrah adalah rukun umrah, orang yang telah melakukan tawaf umrah berarti dia telah melakukan tawaf qudum karena didalamnya telah mencakup makna tawaf qudum.
b. Tawaf Ifadah ialah tawaf rukun haji apabila di tinggalkan tidak sah hajinya. adapun waktunya sesudah Wukuf di Arafah sedangkan awal waktunya setelah lewat tengah malam tanggal 10 Julhijah.
c. Tawaf Wada ialah tawaf pamitan yang wajib dilakukan seseorang yang akan meninggalkan kota Mekkah dan Tawaf Wada tersebut tidak disertai dengan sa'i.
d. Tawaf Sunat ialah tawaf yang dilakukan setiap masuk masjidil Haram tanpa pakaian ihram dan bukan dalam rangka haji.
Tayamum
bersuci dari hadas kecil maupun besar dengan menggunakan
debu yang suci. Tayamum diperbolehkan dalam keadaan ketidakadaan atau
kekurangan air ketika seseorang berada dalam bus, kereta api atau
pesawat terbang.
Udzur Syar'i
Sesuatu yang menyebabkan seseorang menurut hukum
diperbolehkan tidak melaksanakan sesuatu yang seharusnya dilakukan atau
dibolehkan melaksanakan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan.
Wajib Haji
Rangkaian amal yang harus dilakukan dalam ibadah haji, bila tidak di kerjakan atau di tinggalkan hajinya sah tapi dikenakan Dam.
Wukuf
Berdiam diri sejenak di Arafah pada waktu tergelincirnya
matahari tanggal 9 Zulhijah, wukuf di awali khutbah, shalat Dzuhur dan
Ashar dijama' taqdim dan qasar sebaiknya berjamaah, kemudian diisi
dengan kegiatan membaca doa, berzikir, membaca Al-Quran, tasbih dan
istigfar.
Ziarah
Ziarah tidak termasuk rangkaian ibah haji, tetapi untuk memenuhi anjuran nabi Muhammad SAW.
a) Tujuan ziarah, ziarah merupakan amalan yang bertujuan melihat dari dekat tempat-tempat bersejarah dan untuk menyaksikan secara nyata tempat-tempat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan agama Islam agar dapat memperoleh iman. Ziarah ke tempat bersejarah baik di Mekkah, Madinah maupun tempat lain tidak termasuk rangkaian ibadah haji.
b) Hukum ziarah, hukum asal berziarah ketempat bersejarah adalah mubah. Bila dilaksanakan dengan niat baik untuk menambah iman dan keyakinan terhadap kebesaran ajaran Islam hukumnya menjadi sunah. Tetapi apabila dilaksanakan dengan cara berlebihan misalnya dengan cara mengeramatkan tempat-tempat tersebut sehingga menimbulkan kemusyrikan, maka hukumnya menjadi haram.
a) Tujuan ziarah, ziarah merupakan amalan yang bertujuan melihat dari dekat tempat-tempat bersejarah dan untuk menyaksikan secara nyata tempat-tempat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan agama Islam agar dapat memperoleh iman. Ziarah ke tempat bersejarah baik di Mekkah, Madinah maupun tempat lain tidak termasuk rangkaian ibadah haji.
b) Hukum ziarah, hukum asal berziarah ketempat bersejarah adalah mubah. Bila dilaksanakan dengan niat baik untuk menambah iman dan keyakinan terhadap kebesaran ajaran Islam hukumnya menjadi sunah. Tetapi apabila dilaksanakan dengan cara berlebihan misalnya dengan cara mengeramatkan tempat-tempat tersebut sehingga menimbulkan kemusyrikan, maka hukumnya menjadi haram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar